Berikut adalah tulisan seorang muslim yang bernama Arda Chandra tentang ajaran kasih Yesus Kristus yang dimuatnya di salah satu forum dialog Kristen - Islam dan yang akan langsung saya tangapi.
Mempraktekkan ajaran “kasih” Jesus seperti yang tercatat pada bible? Jesus sendiri tidak mempraktekkan “ajaran kasihnya” . Apakah ajaran “kasih” Jesus membawa damai?
Tanggapan saya:
Sepertinya penulis artikel ini mengakui bahwa Yesus memang mengajarkan ajaran kasih, tetapi dia lalu mengklaim / menuduh bahwa Yesus tidak ‘mempraktekkannya’. Dari mana dia tahu bahwa Yesus tidak mempraktekkan ajaran-Nya tersebut? Mari kita terus menyimak tulisan ini lebih lanjut…
Berdasarkan matthew 10:34 Jesus tidak membawa damai.
10:34 “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang (machaira).
Ket : 3162 macaira probably feminine of a presumed derivative of mach – mache 3163; a knife, i.e. dirk; figuratively, war, judicial punishment:–sword. μαχαιρα (218) a large knife or dagger, short sword. Machaira, adalah senjata yang canggih pada saat itu alias alat pembunuh yang mematikan http://www.aurorahistoryboutique.com/A000045.htm (padanan di Indonesia: clurit), jadi machaira pada ayat itu konotasinya apa?. Pengertian machaira menurut PB dan PL adalah sama : senjata, alias alat pembunuh. Untuk memotong telinga Matt 26:51 machairan, noun, singular. Bisa dibeli Luke 22:38 machairai, noun, plural.
Tanggapan saya:
Kata ‘pedang’ pada Mat 10:34 berasal dari kata Yunani μάχαιρα machaira {makh'-ahee-rah}
Arti: 1) a large knife, used for killing animals and cutting up flesh 2) a small sword, as distinguished from a large sword 2a) curved sword, for a cutting stroke 2b) a straight sword, for thrusting [Strong’s]
PB Interlinear Yunani-Indonesia: “Dapat menunjuk kekuasaan yang berwajib untuk menghukum penjahat, kematian karena kekerasan atau eksekusi, atau pertengkaran” (Hasan Sutanto, D.Th: LAI 2006).
Kata ‘pedang’ dipahami oleh penulis artikel ini sebagai sebuah ‘senjata / alat pembunuh yang mematikan’. Kata ini memang bisa berarti ‘pedang’ (sebuah senjata), dan seperti yang kita ketahui, ‘pedang’ adalah senjata yang dapat digunakan untuk memotong / memisahkan sesuatu. Tapi apakah yang dibicarakan Yesus disini adalah ‘pedang’ dalam arti hurufiah? Atau apa? Tentunya kita tak boleh menafsirkannya secara sembarangan saja, namun harus disesuaikan dengan konteks yang ada!
Yahweh sendiri punya machaira (bacalah septuagint)
Exo 22:24 Maka murka-Ku akan bangkit dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang (machaira), sehingga isteri-isterimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim.
Deut 32:41 apabila Aku mengasah pedang-Ku (machairan mou) yang berkilat-kilat, dan tangan-Ku memegang penghukuman, dst…
Deut 32:42 Aku akan memabukkan anak panah-Ku dengan darah, dan pedang-Ku(machairan mou) akan memakan daging:…dst
Silahkan anda check sendiri apa arti “machaira” pada ayat bible lainnya.
Tanggapan saya:
Kata ‘pedang’ pada ayat diatas berasal dari kata Ibrani: חֶרֶב chereb {kheh'-reb}
Arti: 1) sword, knife 1a) sword 1b) knife 1c) tools for cutting stone [Strong’s]
Perlu diketahui, dalam Alkitab, Allah seringkali digambarkan layaknya seperti seorang manusia yang mempunyai perasaan, anggota tubuh atau bahkan bertindak seperti manusia bertindak. Misalnya pada waktu dikatakan ‘tangan Allah tidak kurang panjang’ (Yes 59:1), atau pada waktu dikatakan ‘mata TUHAN ada di segala tempat’ (Amsal 15:3), ini tidaklah berarti bahwa Allah betul-betul mempunyai tangan / mata, karena Kitab Suci mencatat bahwa Allah itu adalah Roh (Yoh 4:24).
Jadi, hal itu hanyalah semacam ‘gaya bahasa’ (bahasa Anthropomorphism). Ini juga berlaku untuk ayat-ayat PL di atas yang menunjukkan bahwa Allah seakan-akan mempunyai ‘pedang’. Ini tidaklah dimaksudkan bahwa Dia benar-benar mempunyai sebilah pedang yang mengkilat / tajam dan bisa diasah sehingga bisa digunakan untuk membunuh manusia, dsb! ‘Pedang’ yang dimaksudkan disini adalah gambaran dari ‘murka’ / ‘penghukuman’ Allah.
Digunakan untuk siapa “machaira” (senjata) itu?
Matt 10:35 Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,
Matt 10:36 dan musuh (echtroi) orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
Apa yang dipisahkan dengan “machaira”, orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya?, Machaira adalah senjata, digunakan untuk memisahkan ruh dan jasad mereka alias membunuh, sehingga mereka benar-benar terpisah oleh kematian. Tindakan apa yang harus dilakukan terhadap musuh dengan “machaira” ditangan? Apa ayat itu tidak berkonotasi untuk membunuh anggota keluarga sendiri?
Tanggapan saya:
Mat 10:34 “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang”
Ayat ini menjelaskan bahwa Yesus datang bukan membawa damai, tetapi pedang. Apa maksudnya? Apakah harus dipahami bahwa Yesus datang kedunia dengan memegang sebilah pedang tajam dengan tujuan untuk membunuh manusia dan merupakan bukti bahwa Yesus memang tidak membawa damai? Jika kita membaca ayat ini secara sepintas, maka bisa saja orang memahami bahwa Yesus itu ‘kejam’, ‘sadis’, dsb. Tetapi apakah makna ayat tersebut memang demikian? Sebelum menjelaskan apa makna dari ayat ini, mari perhatikan ayat-ayat berikut:
Yes 9:5 “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, RAJA DAMAI.”
Yoh 14:27 “DAMAI SEJAHTERA Kutinggalkan bagimu. DAMAI SEJAHTERA-KU Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
Gal 5:22 “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, DAMAI SEJAHTERA, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan”
Roma 5:1 “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam DAMAI SEJAHTERA dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.”
Efesus 2:14 “Karena Dialah DAMAI SEJAHTERA kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan DAMAI SEJAHTERA, dan untuk MEMPERDAMAIKAN keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. IA DATANG DAN MEMBERITAKAN DAMAI SEJAHTERA kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.”
2 Kor 5:19-21 “Sebab Allah MENDAMAIKAN dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”
Ayat-ayat ini menjelaskan beberapa hal:
- 700 tahun sebelum kelahiran Yesus, nabi Yesaya sudah menubuatkan / menyebutnya sebagai ‘Raja damai’ (Yes 9:5).
- Yesus memberikan damai di hati orang yang percaya (Yoh 14:27; Gal 5:22).
- Yesus mendamaikan orang percaya dengan Allah (Ro 5:1; 2Kor 5:19-21).
- Yesus mendamaikan orang percaya dengan orang percaya (Ef 2:14-18).
Tentunya jika kita menafsirkan Mat 10:34 secara literal, dalam arti Yesus datang dengan membawa pedang untuk membunuh manusia dan karena itu Dia tidak membawa damai, maka itu akan bertentangan dengan semua ayat-ayat diatas, seperti Yes 9:5; Yoh 14:27; Rom 5:1; Ef 2:14-18,dsb, yang jelas-jelas menyatakan bahwa Yesus memang membawa / memberi damai bagi manusia!
Jika kita melihat ayat-ayat sebelumnya (Mat 10:16-31), disitu Yesus memberi peringatan akan bahaya / penderitaan yang akan dihadapi orang-orang percaya dari mereka yang tak percaya (menolak Yesus). Maka ayat 34-36 menjelaskan lebih lanjut tentang orang percaya yang tidak mengalami ‘damai’ dengan orang yang tidak percaya, tetapi sebaliknya, terjadi perpecahan dan pertentangan bahkan didalam keluarganya sendiri, karena Yesus! (Bdk. Yoh 7:40-43).
Kata ‘memisahkan’ pada ayat 35 “secara harafiah berarti ‘dibelah menjadi dua’. Injil Kristus seringkali mengakibatkan perpecahan bahkan dikalangan keluarga, bukan karena ada kesalahan didalam Injil, tetapi karena ada sikap memberontak didalam diri orang berdosa yang tidak mau bertobat. Ilustrasinya menunjukkan keluarga yang terpecah yang terdiri atas lima orang: ayah dan ibu, anak perempuan, anak laki-laki (orang) dan pengantinnya (menantu perempuan), yang semuanya tinggal bersama…” [The Wycliffe Bible Commentary: hal 55]
Bandingkan dengan ayat-ayat berkut ini:
Lukas 12:51-53 “Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya."
Matius 10:35 “Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya”
Lukas menjelaskan dengan baik bahwa yang dimaksud dengan ‘pedang’ diayat ini adalah sebuah ‘pertentangan’. Pertentangan dalam hal apa? ‘Pedang’ itu akan mengakibatkan pertentangan antara yang benar dan yang tidak benar, memisahkan orang berdosa dari dosa-dosanya. Jadi, kata ‘pedang’ dalam Mat 10:34, itu melambangkan ‘pertentangan dan pemisahan’ yang menyebabkan orang percaya menjadi terpisah dengan mereka yang tidak percaya karena Yesus / Injil-Nya.
Yesus sendiri dalam pelayanannya juga ditentang oleh kaum keluarganya. Mereka katakan bahwa ‘Ia tidak waras lagi’ (Mrk 3:21), saudara-saudara-Nya sendiri tidak percaya kepada-Nya (Yoh 7:5). Hal ini juga terbukti bahwa disepanjang sejarah kekristenan mulai dari jemaat / gereja awal sampai sekarang, pekerjaan misi / penginjilan selalu mendapat tantangan / tekanan dari pihak non Kristen. Istri saya sendiri awalnya adalah seorang Islam, dan karena dia menerima Yesus (jadi Kristen), maka orang tuanya memarahi, memukulinya bahkan tidak menganggapnya sebagai anak lagi. Inilah yang dimaksud dengan ‘pedang’; pedang itu memang sungguh luar biasa!
Kata-kata “Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang”, menunjukkan bahwa “yang Ia maksudkan ialah bahwa itu adalah akibat kedatangan-Nya, bukan karena itu menjadi tujuan kedatangan-Nya.” (F.F. Bruce, ‘Ucapan Yesus yang sulit’: hal. 143)
Tujuan kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk mati dikayu salib menebus dosa:
Matius 20:28 “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang ."
Sebagai akibat dari kedatangan-Nya ini, maka manusia yang beriman pada-Nya, akan terpisah (terjadi pertentangan / perpecahan) dengan mereka yang menolak Yesus!
Saya heran, darimana Arda Chandra mengartikan ayat ini sebagai: “Machaira adalah senjata, digunakan untuk memisahkan ruh dan jasad mereka alias membunuh, sehingga mereka benar-benar terpisah oleh kematian”??? Kelihatannya Chandra telah diracuni oleh sistim penafsiran J.p. Jones (Teman Islam-nya yang lain) yang out of context. Lagi-lagi inilah ‘kehebatan’ para muslim yang hanya memahami suatu ayat berdasar satu kata saja dan membuang kata-kata / kalimat yang lain / konteks yang ada. Mereka lupa (atau berlagak tidak tahu / masa bodoh) bahwa suatu ayat dalam Alkitab, tidak hanya terdiri dari satu kata saja, namun terbentuk dari beberapa kata dan saling berhubungan dengan ayat-ayat yang lainnya! Sungguh menarik!!
JIKA MEMANG MAT. 10:34 HARUS DIPAHAMI SECARA HURUFIAH, MAKA SAYA TANYA: KAPAN DAN DIMANA YESUS DISEPANJANG HIDUPNYA MEMBAWA PEDANG YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBUNUH ORANG???
JIKA MEMANG MAT. 10:34 HARUS DIPAHAMI SECARA HURUFIAH, MAKA SAYA TANYA: KAPAN DAN DIMANA YESUS DISEPANJANG HIDUPNYA MEMBAWA PEDANG YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBUNUH ORANG???
Realisasi Matt 10:34, pengikut Jesus diperintah membeli machaira (anda sudah membeli atau belum?)
Luke 22:36 Jawab mereka: “Suatupun tidak.” Kata-Nya kepada mereka: “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang (machaira).
Luke 22:49 Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang
Peter memakai machaira Matt 26:51
Tanggapan saya:
Perintah Yesus dalam Luk 22:36 terlihat aneh dan hanya terdapat di Injil Lukas. Jika kita menghubungkannya dengan ayat selanjutnya (ayat 47-54), disitu sedang menceritakan peristiwa penangkapan Yesus. Mungkin ada yang beranggapan bahwa pedang itu akan digunakan untuk membela Yesus saat ditangkap (terbukti bahwa salah seorang murid menggunakan pedang untuk memotong telinga hamba dari imam besar). Anggapan ini tentunya salah! Karena jika pedang itu akan digunakan untuk membunuh (melindungi Yesus), maka tidak mungkin Yesus hanya mengatakan bahwa dua pedang “sudah cukup” (ayat 38), tentu itu tidak akan memadai dalam menghadapi sekumpulan orang / pasukan yang akan menangkap, dengan persenjataan pedang dan pentungan. Hal ini juga akan bertentangan dengan pelarangan / tindakan Yesus di ayat 51:
“Tetapi Yesus berkata: ‘Sudahlah itu.’ Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.”
Bandingkan dengan Mat 26:52-53“Maka kata Yesus kepadanya: ‘Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?’”
Jika Yesus memerintahkan para murid-Nya membeli pedang dengan tujuan untuk membunuh orang, maka akan bertentangan dengan kata-kata Yesus di Mat 26:52 - “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang”. Tentunya Yesus tidak mungkin menyuruh orang / murid-muridNya membeli pedang (‘untuk membunuh orang’ – tafsiran sebagian Muslim) namun pada saat yang sama, ketika Ia melihat ada orang yang melakukannya, Dia malah justru melarang dan menegaskan bahwa siapa yang menggunakannya akan binasa! Pemahaman dari penulis artikel ini, jelas adalah penafsiran yang sembrono dan kacau balau!
Melalui Mat 26:52-53, kita mendapati bahwa Yesus bukan hanya mengajarkan kasih, tetapi Dia juga mempraktekkan kasih itu! Bayangkan, pada saat itu Yesus sedang diperhadapkan dengan situasi yang mencekam dan berbahaya bagi keselamatan jiwanya. Dia akan ditangkap, disiksa dan akan disalib hingga mati. Dia bisa saja memerintahkan pasukan malaikat sorga untuk membantunya menghalau para serdadu itu, tapi itu tidak dilakukannya! Dia justru menyerahkan diri-Nya hingga mati dikayu salib!
Yoh 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Kedatangan Kristus kedunia untuk mati dan memberi hidup kekal bagi mereka yang percaya, adalah bukti kasih-Nya yang tiada bandingnya!! Yesus bukan saja menganjurkan manusia untuk berbuat kasih, tapi Dia sendiri menyatakan / mempraktekkan kasih itu!
Kata-kata ‘membeli pedang’ dalam Luk 22:36 harus diartikan berdasarkan konteksnya! Mungkin yang dimaksudkan Yesus adalah bahwa dengan memiliki senjata / pedang, itu akan menempatkan diri-Nya diantara para pemberontak sehingga akan menggenapi apa yang tersurat dalam nubuat PL yang dikutip dari Yesaya 53:12 (lihat ayat 37). Dengan kata lain, disini Yesus sedang menggambarkan peristiwa yang akan dialami-Nya beberapa saat lagi.
Jadi, anjuran dari penulis artikel ini agar para pengikut Yesus membeli pedang (berdasarkan ‘perintah’ Yesus di Luk 22:36), untuk ‘menyerang / membunuh’ orang lain (Luk 22:49), jelas adalah sebuah kebodohan!!
Saya punya contoh applikasi Matt 10:34. Saya mau sedikit cerita tentang ajaran kasih Jesus. Kembali ketahun 1994 di Rwanda negeri itu adalah negeri yang paling Christian di benua Africa, buah success evangelical missionary ( http://www.britannica.com/eb/article-40763/Rwanda ), tapi ditahun itu tanpa ada pihak luar yang mengadu domba dua suku Hutu dan Tutsi saling bantai tidak pandang bulu termasuk para tokoh/pemuka agama juga terlibat/ gereja (Rwanda Christian Churches and Genocide in Rwanda my research indicates that religion was nevertheless an essential element in the Rwandan genocide. Timothy Longman Vassar College
1. Christian_Church_Genocide.htm
2. http://iwpr.net/?p=acr&s=f&o=325838&apc_state=henpacr
3. http://www.afrol.com/html/Countries/Rwanda/backgr_cross_genocide.htm
4. http://www.unitedhumanrights.org/Genocide/genocide_in_rwanda.htm
5. http://www.geocities.com/missionalia/rwanda1.htm
6. http://findarticles.com/p/articles/mi_m1058/is_8_121/ai_n6003109
7. http://www.newsfromafrica.org/newsfromafrica/articles/art_10231.html
Fakta: Dinegeri penganut ajaran Jesus yang katanya penuh kasih, dengan melibatkan gereja dan tokoh agama, rakyatnya saling membunuh, mereka melakukannya tanpa dengan alat pembunuh massal, hanya dalam waktu 100 hari atau 3 bulan 800.000-1000.000 nyawa manusia melayang (lebih dari 10% jumlah penduduk yang kala itu berjumlah 7,7 jt), hampir 10.000 nyawa sehari!!!!!(melebihi kekejaman rekan seiman mereka, Nazi). Bayangkan kalau berat rata-rata penduduk Rwanda/ Burundi yang terbunuh 40 kg, total korban genocide ajaran kasih = 800 ribu X 40 kg = 32 ribu ton/ 3 bulan melebihi produksi daging sapi nasional 34 ribu ton/ tahun http://www.bppt.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1553&Itemid=30
Ajaran apakah yang memperlakukan manusia lebih kejam dari pada memperlakukan binatang?
Peristiwa itu sepertinya sesuai dengan Matt 10:34 “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang…….
Tanggapan saya:
Apa hubungannya Mat 10:34 dengan pembunuhan di Rwanda?? Setelah menafsirkan ayat tersebut secara sembrono, lalu kemudian mengaitkannya dengan peristiwa pembantaian di Rwanda. Sungguh aneh bin ajaib! Adanya fakta bahwa orang-orang ‘Kristen’ tertentu yang mengaku ‘Kristen’ dan membunuh manusia, itu bukan bukti bahwa ajaran Alkitab salah! Yang salah adalah orangnya dan bukan ajarannya!!
Bagaimanakah rekonsiliasi mereka?
1. http://www.nytimes.com/2004/04/07/international/africa/07RWAN.html?ex=1396756800&en=e0838186e9f4832f&ei=5007&partner=USERLAND
2. http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/africa/3561365.stm
3. http://www.islamonline.net/English/News/2002-09/24/article42.shtml
Kembali kepada fitrah manusia. (Setelah tragedi tersebut para penduduk Rwanda mulai beralih memeluk Islam yang mereka anggap bisa menciptakan kedamaian)
Pertanyaan dari sdr. teman : “Saya tidak punya data statistik .. tapi permusuhan itu dari dulu ada. Bagaimana mengukur “bertambah kasih” atau “bertambah bermusuhan” ???” dijawab :”Paling mudah ukur saja dengan jatuhnya korban jiwa”. Lalu Jones mengungkapkan fakta dan data statistik :
Coba anda check data ini valid atau tidak.
Sejak jaman Rasulullah tahun 622 hingga kini korban jiwa jang jatuh karena keterlibatan orang yang mengaku beragama Islam termasuk peristiwa politik dll.
Arab Outbreak, et seq. (7th Century CE and beyond) TOTAL: 698,200
Perang salib : 2000,000
Muhammad Shah Sultan of Kulbarga vs. Bukka I, Raya of Vijayanagar (1366) 500,000
Armenian Massacres (1915-23): 1 500 000
Bangladesh (1971): 1 250 000
Afghanistan (1979-2001): 1 800 000
Iran-Iraq War (1980-88): 1 000 000
Sudan (1983 et seq.): 1 900 000
Iraq, Saddam Hussein (1979-2003): 300 000
Kurdistan (1980s, 1990s): 300 000
Somalia (1991 et seq.): 400 000
Indonesia (1965-66): 450 000
Sudan (1955-72): 500 000
Lebanon (1975-90): 150 000
East Timor, Conquest by Indonesia (1975-99): 200 000
Uganda, Idi Amin’s regime (1972-79): 300 000
Greco-Turkish War (1919-1922): 250 000, dll.
Total katakanlah 15 000 000 jiwa selama 14 abad, (Kalau karena ke Islaman saja jumlah korban diatas akan jauh berkurang),lebih sedikit jumlahnya bila dibandingkan dengan orang yang mati karena merokok di tahun 80 an. (R. Peto, “Mortality from tobacco in developed countries: indirect estimation from national vital statistics”, Lancet, 23 May 1992: 1980s: 17,000,000}
Check data ini valid atau tidak.
Korban jiwa jang jatuh karena keterlibatan orang yang mengaku beragama Kristen. Ajaran yang diclaim “kasih”
0-XI terlalu panjang urutannya
Crusades (1095-1291) 1 000 000
Albigensian Crusade (1208-49) 1,000,000
During the Saracen slaughters in Spain 7000 000
Saxons and Scandinavians lost their lives opposing the introduction of Christianity 2 000 000
Holy Wars against the Netherlands, Albigenses, Waldenses, and Huguenots 1,000,000
Spanish Inquisition (1478-1834) 350000
French Wars of Religion 16th century 3 000 000
Thirty Years War 17th century 7 000 000
Total 22 000 000 selama 6 abad, siapakah pelakunya ? Ini melebihi 15 jt selama 14abad.
Penjajahan & perang Abad 18 – 19
Congo Free State (1886-1908): 8 000 000
Annihilation of the American Indian 20.000.000
(untuk genocide American Indian diatas angkanya lebih banyak dari itu, sedang saya pelajari)
Philippines Insurgency (1899-1902): 220 000
Brazil (1900 et seq.): 500 000
Amazonia (1900-12): 250 000
Portuguese Colonies (1900-25): 325 000
French Colonies (1900-40) >200,000
Abyssinian Conquest (1935-41): 400 000
Algeria (1954-62): 537 000
British India 19th century 17 000 000, dll.
Total kira kira 45 000 000 jiwa selama 2 abad , siapakah pelakunya ? lho kok grafiknya meningkat ?
Abad 20
First World War (1914-18): 15 000 000
Second World War (1937-45): 55 000 000
That’s 35,000,000 deaths which can probably be blamed on Hitler to one extent or another.
Mexican Revolution (1910-20): 1 000 000
Spanish Civil War (1936-39) and Franco Regime (1939-75): 365 000 + 100 000
Korean War (1950-53): 2 800 000
First Indochina War (1945-54): 400 000
Second Indochina War (1960-75): 3 500 000
Ethiopia (1962-92): 1 400 000
Rwanda and Burundi (1959-95): 1 350 000
Liberia (1989-97): 150 000
Zaire (Dem. Rep. Congo), Civil War (1997) 250,000
Bosnia and Herzegovina (1992-95): 175 000
Iraq – International embargo (1990-): 350 000
Guatemala (1960-1996): 200 000
Colombia (1946-58): 200 000
Greek Civil War (1943-49): 158 000
Balkan Wars (1912-13): 140 000. dll.
Total kira kira 70 000 000 juta jiwa selama 1 abad , melonjak drastic siapa lagi pelakunya..? Jadi selama adanya Christianity hingga kini tahun sudah 140.000.000 juta jiwa melayang
Bagaimana nantinya di abad 21 ? Apakah itu yang disebut buah ajaran kasih ?
Coba direnungkan
20 abad 140 juta, 14 abad 15 juta
Ajaran yang manakah yang pantas disebut damai ? Perjanjian lama menyebutkan 1,300,000 orang mati atas perintah Jehowa, penduduk dunia saat itu 300,000,000 http://www.census.gov/ipc/www/worldhis.html
Persentasi orang mati diatas, dibanding jumlah penduduk dunia adalah 0.43%. Sekarang Perjanjian Baru total korban jiwa keterlibatan orang mengaku beragama Kristen 140,000,000 penduduk dunia sekarang 6,000,000,000. Persentasi orang mati diatas dibanding jumlah penduduk dunia adalah 2.33%.
0.43 % menjadi 2.33%??? Kok malah meningkat 540 %?
Tanggapan saya:
Bagaimana dengan jaringan Al-Qaeda (juga kelompok-kelompok lain) diseluruh dunia yang mengatasnamakan Islam dan telah membunuh jutaan manusia diseluruh dunia?? Bahkan setelah kematian Osama Bin Laden, para pengikutnya tidak mau bertobat, malah semakin bertekad untuk tetap menjalankan misinya! Atau apakah ajarannya memang demikian (seperti yang sering digembar-gemborkan / dikutip oleh para teroris itu)??
Silahkan lihat kutipan berikut yang dikeluarkan oleh kaum Al-Qaedah saat Bin Laden wafat:
“Kami dalam Al-Qaeda berserah kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya, agar terus membantu dan merestui perjuangan jihad dan ketua kami,”
“Begitu juga, kami menegaskan bahwa darah Syeikh Mujahid Usamah bin Ladin -semoga Alloh merahmati beliau- lebih berat dan lebih berharga di sisi kami dan di sisi setiap muslim dari pada beliau meninggal begitu saja. Dan dengan idzin Alloh, darah tersebut akan terus menjadi laknat yang akan menghantam orang-orang Amerika dan para jongos mereka, serta akan mengejar mereka baik di luar maupun di dalam negeri mereka sendiri. Sebentar lagi –dengan pertolongan Alloh– kami akan benar-benar merubah kesenangan mereka menjadi kesedihan, kami akan campur adukkan darah mereka dengan air mata mereka, dan kami akan benar-benar mewujudkan sumpah Syeikh Usamah –semoga Alloh merahmati beliau- : 'Amerika tidak akan pernah merasa aman, begitu juga siapa saja yang hidup di Amerika hingga keluarga kami yang berada di Palestina merasa aman. Dan para tentara Islam akan terus bergerak, baik secara bergerombol maupun sendiri-sendiri, mereka akan terus mengatur dan menyusun langkah tanpa lelah, bosan, putus asa, menyerah, lemah dan futur hingga mereka melakukan serangan dahsyat yang akan membuat seorang anak kecil beruban sebelum waktunya'.
Kami juga menyeru rakyat kami Umat Islam yang berada di Pakistan, di mana Syeikh Usamah terbunuh di bumi mereka, untuk segera bergerak dan bangkit untuk membersihkan kotoran yang ditorehkan oleh sekelompok pengkhianat dan pencuri kepada mereka ini, yang telah menjual segala sesuatu kepada para musuh umat ini, dan tidak peduli dengan perasaan masyarakat mulia yang berjihad ini, dan hendaklah mereka melakukan gerakan Intifadhoh (perlawanan) besar-besaran untuk membersihkan negeri mereka (Pakistan) dari najis orang-orang Amerika yang telah melakukan kerusakan di dalamnya :
....
Begitulah, Syeikh enggan untuk meninggalkan dunia ini sebelum ikut serta merasakan kebahagiaan Umat Islam dengan kebangkitannya dengan berani melakukan perlawanan terhadap kedholiman dan orang-orang dholim, dan beliau –semoga Alloh merahmati beliau– melakukan rekaman suara satu minggu sebelum beliau terbunuh yang berisi ucapan selamat, nasehat dan arahan-arahan. Yang akan kami rilis sebentar lagi dengan idzin Alloh, dan beliau menutupnya dengan bait-bait berikut :
Mengatakan kebenaran kepada thoghut ### Adalah kemuliaan dan kabar gembira
Yang merupakan jalan menuju dunia ### Dan juga jalan menuju akherat
Jika anda mau, matilah sebagai budak ### Tetapi jika anda mau, maka matilah sebagai orang yang merdeka
Kemudian kami memperingatkan Amerika, jangan berani menyentuh jasad Syeikh Usamah –semoga Alloh merahmati beliau– atau memperlakukannya dengan tidak layak, ataupun kepada anggota keluarga beliau yang mulia baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, dan hendaklah Amerika menyerahkan jasad-jasad tersebut kepada keluarganya. Jika tidak, maka tindakan buruk apapun yang kalian lakukan akan kami balas dengan keburukan yang berlipat-lipat. Janganlah kalian mencela kecuali diri kalian sendiri. Dan kami menyeru umat Islam semuanya untuk melaksanakan kewajiban mereka dalam hal faridhoh yang benar ini.”
Sumber: http://azmieyusoff.blogspot.com/2011/05/kenyataan-lengkap-al-qaeda-sahkan.html
Anda bisa melihatnya, bahkan saat Osama Bin Laden wafat-pun, itu tidak menyurutkan semangat ‘jihad’ mereka, berperang di jalan Alloh! Bahkan mereka berikrar untuk menuntut balas!! Apakah umat Islam sudah mengikuti ajakan kaum Al-Qaeda ini? Apakah ini yang disebut sebagai ajaran kasih??
Anda sendiri mengakui bahwa sejak jaman Rasullulah (Muhammad), ada banyak korban jiwa yang jatuh / mati, akibat ulah orang-orang Islam tertentu. Jika ini dijadikan tolok ukurnya, bukankah itu membuktikan bahwa Islam bukan agama yang cinta damai???
Kelihatannya penulis artikel ini telah salah memilih topic karena sepertinya dia sedang ‘menampar mukanya’ sendiri!!
Bagaimana dengan ajaran Yesus sendiri? Yesus menegaskan bahwa Dia adalah pribadi yang membawa / pemberi damai:
Yoh 14:27 “DAMAI SEJAHTERA Kutinggalkan bagimu. DAMAI SEJAHTERA-KU Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
Dia juga menganjurkan agar manusia membawa damai yang merupakan ciri dari orang percaya / anak Allah:
Mat 5:9 “Berbahagialah orang yang membawa DAMAI, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”
Bandingkan juga dengan ajaran-Nya yang lain dalam ayat berikut ini:
Mat 5:44 “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”.
Luk 6:28 “mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.”
Luk 6:29 “Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.”
Luk 6:37 "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.”
Adalah omong kosong jika ajaran moral yang begitu tinggi standarnya (luar biasa bagusnya) ini, dibelokkan / dipelintir maknanya !!! Mungkinkah itu hanya untuk menutupi rasa malu karena pelaku bom bunuh diri / terorisme dalam kalangan Islam yang telah membunuh jutaan manusia diseluruh dunia, begitu maraknya terjadi akhir-akhir ini???
Saya mau bertanya,
Berdasarkan kisah bible, kesejahteraan apa yang dibawa Jesus kepada bani Israel, ummat yang kepada mereka dirinya diutus?
Tanggapan saya:
Israel adalah bangsa yang dipilih Tuhan, tempat dimana Yesus dilahirkan dan mati dikayu salib untuk membebaskan manusia yang percaya pada-Nya dari penghukuman kekal Allah!
Matius 20:28 “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang ."
Roma 5:1 “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam DAMAI SEJAHTERA dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.”
Saat manusia memutuskan untuk beriman pada Tuhan Yesus Kristus, maka saat itu juga manusia menerima damai sejahtera! Israel adalah bangsa yang menyaksikan peristiwa kematian Yesus yang tentunya akan mendatangkan damai sejahtera bagi mereka, jika mereka mau menerima / percaya pada-Nya. Fakta bahwa mayoritas orang dalam bangsa itu menolak Yesus, itu adalah urusan mereka sendiri dan bukan kesalahan Yesus sang pembawa damai tersebut!
Fakta: Hanya dua generasi (40 tahun) setelah christianity diajarkan di Judea, bani Israel dihancurkan Romawi synagog agung dibumi ratakan, penduduknya dibunuh, diperbudak, diasingkan atau terpaksa meninggalkan tanah Judea.
It is estimated that as many as one million Jews died in the Great Revolt against Rome. When people today speak of the almost two-thousand-year span of Jewish homelessness and exile, they are dating it from the failure of the revolt and the destruction of the Temple.
http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Judaism/revolt.html
http://www.bible-history.com/nero/NEROThe_Jewish_Revolt.htm
http://www.livius.org/ja-jn/jewish_wars/jwar03.html
Berdasarkan riwayat, para pengikut Jesus sendiri dianiaya, dibunuh, bahkan ada yang mati tergantung termasuk para apostles yang katanya menerima roh kudus (menurut deut 22 mati tergantung terkutuk = masuk neraka???)
http://findarticles.com/p/articles/mi_qa4044/is_200604/ai_n16452274/pg_4
Tanggapan saya:
Para pengikut Yesus yang teraniaya / terbunuh oleh para kaisar Romawi, dan juga para rasul seperti Stevanus yang dirajam hingga mati, Paulus yang dipenggal, Petrus yang disalibkan dengan kepala dibawah oleh Nero di kota Roma, dan seterusnya, hingga saat ini orang-orang percaya seringkali ditekan, dimusuhi / ditentang (termasuk orang Kristen di Indonesia yang seringkali dihambat saat beribadah dan bahkan ada yang dibunuh), membuktikan kebenaran dari perkataan Yesus di Mat 10:34
“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang”
Saya mau bertanya lagi katanya Jesus membebaskan bani Israel dan pengikutnya dari dosa, sedangkan menurut Paul upah dosa adalah maut(kematian)Roma 3:23, apakah bisa dikatakan bebas dosa = bebas maut?
Kalau ya, berdasarkan fakta diatas Jesus tidak membebaskan bani Israel dan pengikutnya dari dosa.
Tanggapan saya:
Yang pertama yang harus anda ketahui adalah, bahwa semua manusia itu berdosa!
Rom 3:23 “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”
Upah dosa adalah maut!
Rom 6:23 “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Yang dimaksud dengan kata ‘maut’ pada ayat ini adalah ‘kematian kekal’ (neraka) yang sangat dikontraskan dengan ‘hidup kekal’ (surga) bagi mereka yang beriman pada Yesus. Jadi tidak hanya menunjuk pada kematian biasa. Bandingkan dengan ayat berikut ini:
Wah 21:8 “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua”.
Satu hal yang pasti yang akan didapatkan manusia saat dia memutuskan untuk menolak Yesus Kristus: NERAKA!
Yesus Kristus adalah satu-satunya pribadi, pembebas dosa bagi mereka yang percaya pada-Nya.
Mat 26:28 “Sebab inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa”
1 Kor 15:3 " Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci”
Saat manusia beriman pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka dosa-dosanya diampuni dan dibebaskan dari maut / hukuman kekal / neraka!!
Yoh 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Pertanyaan anda ini: “apakah bisa dikatakan bebas dosa = bebas maut?”
Jawaban saya: YA! Manusia dibebaskan dari dosa, itu berarti manusia dibebaskan dari maut / kematian kekal / neraka! Hal itu adalah konsekwensi yang diterima seseorang saat dia beriman pada Yesus! Tetapi kematian jasmani (wafat / meninggal) bukan bukti bahwa orang Kristen tidak terbebaskan dari dosa.
Setelah ratusan tahun menggeliat dalam persaingan diantara denominasi dan syncretism, pada abad IV di Romawi Christianity dijadikan agama negara, ‘ajaran kasih yang sejati‘ menjadi nampak: Early Christianity was a minority Religion in the Roman Empire and the early Christians were themselves persecuted during that time. After Constantine I converted to Christianity, it became the dominant religion in the Roman Empire. In the view of some historians, the Constantinian shift turned Christianity from a persecuted into a persecuting religion. http://www.truthbeknown.com/victims.htm
Fakta: Seabad kemudian dunia memasuki jaman kegelapan (Dark Ages)peradaban manusia diambang dan menuju keruntuhan.
http://en.wikipedia.org/wiki/Dark_Ages 476
So apa yang dibawa christianity berdasarkan bible kepada kemanusiaan?
Siapakah yang menyelamatkan manusia dari kehancuran peradaban?
INFIDEL” REDEEMS CHRISTENDOM
As very pertinent to an understanding of the Rebirth of Learning, a paragraph will be devoted to a summary notice of Arabian culture and its saving influence on Christian ignorance; for it was, the Arabs who brought learning, literature and science to benighted Christendom and created the Renaissance which ended the Dark Ages of Faith.
Yet, in exactly 100 years, even before they were checked by the Christian Charles Martel at the battle of Tours in the heart of France, in the year 732, the Mohammedan Arabs became and remained the most highly civilized people in the world, the masters of an illustrious Empire of far greater extent than Christendom,–and which embraced the greater part of Christendom; and minions of good Christians quickly dropped God and Christ and became worshippers of Allah and his Prophet Mohammed.
http://altreligion.about.com/library/texts/bl_forgerychristianity56.htm
Kasih?? Damai??? ATAU HANYA LIPS SERVICE BELAKA???
Tanggapan saya:
Sekali lagi saya tekankan disini, bahwa adanya orang-orang yang mengaku ‘Kristen’ dan yang telah melakukan pembunuhan, dsb, itu bukan bukti bahwa Kitab Suci-nya salah! Yang salah adalah orangnya dan bukan ajarannya! Jadi, jika anda melihat / mendengar adanya orang-orang ‘Kristen’ tertentu yang melakukan kejahatan, itu jelas tidak ada hubungannya sama sekali dengan ajaran Alkitab dan bukan ajaran / anjuran Yesus, namun pekerjaan / ajaran setan!
Yesus berkata dalam Yoh 10:10 “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
Saya ingin mengingatkan pada anda bahwa tidak ada damai sejahtera bagi mereka yang tidak percaya / beriman pada Yesus Kristus!
Yes 48:22 “‘Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!’ firman TUHAN”.
Damai sejahtera itu hanya berasal dari Tuhan Yesus Kristus.
Roma 5:1 “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam DAMAI SEJAHTERA dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.”
Tanpa iman pada Kristus, jangan pernah bermimpi untuk menikmati damai sejahtera Allah! Saudara bisa diperdamaikan dengan Allah hanya karena / lewat Yesus Kristus sang Raja Damai!
Kis 16:31 "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, ..."
Bung J.p Jones, Arda Chandra dan siapapun juga yang belum percaya pada Kristus, maukah anda menerima Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat? Terimalah Dia, agar semua dosa-dosanya diampuni / dibebaskan-Nya dan yakinlah, anda pasti menerima damai sejahtera / kasih-Nya yang tiada tara: hidup kekal bersama-Nya disurga. Namun jika tidak, keadilan-Nya pasti diberlakukan!
KESIMPULAN
- Penulis artikel ini sama sekali tidak mengerti / menerapkan prinsip penafsiran Alkitab yang benar dan komprehensif, namun hanya asal comot ayat dan memahaminya berdasarkan satu kata saja, membuang konteks dan ayat-ayat yang lain.
- Yesus Kristus sang Raja damai, adalah pribadi yang membawa damai yang memperdamaikan manusia dengan manusia, dan orang berdosa dengan Allah.
- Kedatangan-Nya kedunia bukan bertujuan untuk menciptakan konflik, permusuhan, perselisihan, pembunuhan, dsb, tetapi untuk mati bagi manusia berdosa (menyebabkan manusia terpisah dari dosa).
- Kematian-Nya untuk menebus dosa dan memberi hidup kekal / surga bagi mereka yang percaya pada-Nya, adalah bukti kasih yang tiada taranya! Dia bukan hanya menganjurkan manusia untuk berbuat kasih, tapi Dia juga menyatakan kasih itu.
- Membawa damai, adalah ciri dari orang yang percaya pada-Nya.
- Manusia bisa memiliki damai sejahtera / diperdamaikan dengan Allah / hidup kekal, hanya saat dia mau beriman pada Tuhan Yesus Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar